Tulang Bawang Barat (dutamasyarakat.id) --- Pada 22 Oktober 2021, tepatnya momentum puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke 6 di kabupaten Tulang Bawang Barat, peserta upacara di lapangan kelurahan Dayamurni kecamatan Tumijajar, di buat takjub dengan hadirnya sekelompok pemuda melakukan atraksi berbahaya, seperti melompati bara api, makan pecahan kaca bohlam, dan atraksi lain yang membuat takjub peserta usai upacara.
Di ketahui para pemuda dan pemudi berseragam hitam itu ternyata adalah anggota pencak silat di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU), dari organisasi yang dikenal dengan nama Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa, kabupaten Tulang Bawang Barat.
Reporter Lampung Post, usai menyaksikan pentas mereka, berhasil menemui dan mewawancarai Ustad Nur Hamid, selaku dewan khos PSNU Lampung, dan Muhammad Budi Maksum selaku ketua PSNU Tulang Bawang Barat, di pondok Herbal Asyfa, Dayaasri, tempat tinggalnya.
Dan berikut petikan percakapan kami:
Apa latar belakang dan bagaimana sejarah singkat Nahdlatul Ulama mendirikan Pagar Nusa?
" Pagar Nusa adalah salah satu badan otonom yang dimiliki oleh Jam'iyah Nahdlatul Ulama bertujuan awal untuk menggali, mengembangkan,melestarikan dan menyatukan banyak aliran beladiri yang ada di pesantren-pesantren dikalangan Nahdlatul Ulama," ungkapnya mengawali cerita.
Disebutkannya, Pagar Nusa pertama didirikan di Pesantren Lirboyo kediri, Jawa Timur, pada tanggal 3 Januari 1986 oleh ulama -ulama pesantren sekaligus pendekar silat antara lain KH. Agus Maksum Jauhari (gus Maksum.) KH.Prof, Suharbillah, KH Bisri Musthofa, KH, Anas Thohir,KH,Mujib Ridwan dan KH, Sansuri Badawi.
Kemudian bagaimana sejarah Pagar Nusa berkembang di Lampung?
" Pagar Nusa masuk ke Lampung tidak lama setelah didirikan walaupun masih bersifat parsial dibeberapa padepokan yang ada di lampung antara lain Karang endah, Metro, Pringsewu dan seputaran lampung bagian timu," kata Nur Hamid.
Adapun periode awal kepengurusan Pagar nusa Lampung diketuai oleh, Asep Satriyana, kemudian periode selanjutnya oleh Edi purnomo dan saat ini PSNU Lampung di ketuai oleh Yana Supriyana.
" Sedangkan untuk wilayah Wayabung yang sebelumnya bergabung dengan Lampung utara kemudian menjadi kabupaten Tulang Bawang lalu mekar lagi menjadi Tulang Bawang Barat, Pagar nusa masuk diawal tahun 90 an yang dibawa oleh Almarhum Lamijiono sampai tahun 2000an dan sempat vakum beberapa tahun," kata Nurhamid.
Setelah sempat mengalami kevakuman, bagaimana perkembangan Pagar Nusa saat ini di Tulang Bawang Barat?
" Kebangkitan Pagar Nusa Tubaba dimulai awal tahun 2008 atas inisiatif beberapa kader antara lain Ky Nurhamid, Ustad Lasiman, ustadz Budi Muhammad Maksum dan beberapa pender lainnya," ungkapnya.
Ky Nurhamid bersama jajarannya melai menghidupkan lagi organisasi yang memiliki slogan 'Bela Kiai Sampai Mati' ini dengam merintis pembentukan kepengurusan ditingkat kecamatan (Pengurus Anak Cabang) atau PAC.
"Kami awali mengembangkan diberbagai PAC selama 2 periode masa kepemimpinan, saya, kemudian dilanjutkan dengan kepemimpinan Ust. Budi muhammad maksum yang saat inipun masuk periode kedua," ujarnya.
Di periode Budi Muhammad Maksum, PSNU Tulang Bawang Barat berhasil mendirikan Gedung Pagar Nusa, yang beralamat di Tiyuh Candra Jaya, kecamatan Tulang Bawang Tengah, dengan cara swadaya.
Bagaimana ceritanya bisa membeli tanah dan membangun Gedung Pagar Nusa Tubaba?
" Sejak tahun terakhir Pagar Nusa Tubaba mulai merintis pembelian tanah dan alhamdulillah terbeli sebidang tanah seluas 40 X 50 m2, seharga 200 Jutaan dengan dana swsdaya dari anggota pagar Nusa Tubaba. Saat ini sudah dalam proses pembangunan Gedung balai pertemuan dan latihan diatas tanah tersebut," kata Budi Muhammad Maksum.
" Dan ini adalah Badan otonom pertama di Tubaba yang Insyaallah akan memiliki gedung sekretariat sendiri dengan hasil swadaya dengan izin allah," pungkas Budi, bangga.