-->
Rabu 21 Mei 2025

Notification

×
Rabu, 21 Mei 2025

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

PB PMII Galang Solidaritas Kecam Tindakan Represif Terhadap Warga Wadas

Selasa, 08 Februari 2022 | Selasa, Februari 08, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-02-08T15:25:14Z



PB PMII Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik mengecam tindakan represif terhadap Warga Wadas Penolak Tambang di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. 

Warga sekitar menolak penambangan batu untuk material urug Bendungan Bener.yang sedang mempertahankan tanah dan ruang kehidupannya dari kerusakan lingkungan mendapatkan kekerasan dan represif dari aparat keamanan. 


Dimana warga sekitar menghadang rencana sosialisasi pematokan lahan yang diproyeksikan akan dijadikan lokasi pertambangan quarry batuan andesit sebagai bahan material Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener.

MeruAhd ti “oyk pembangunan bendungan ini ke depan sangat mengkebiri dan merampas hak serta ruang hidup warga, mata pencaharian, dan ekosistem. Aktivitas pertambangan akan mengeruk bukit dan berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan serta mendatangkan bencana Alam. Di sisi lain, proyek tambang yang akan dioperasikan di desa Wadas tidak mempunyai AMDAL”, Ungkap ketua Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik

Tindan yang dilakukan oleh aparat kepolisian merupakan suatu bentuk pelanggaran HAM dan perampasan ruang hidup yang dilakukan telah memangkas konstitusi. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa dalam UUD 1945 Pasal 28 a: 


“setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.Kami sagai ak mudaNahdlatul Ulama sangat sepakat mengenai tanah yang sudah dikelola oleh rakyat selama bertahun-tahun baik melalui proses iqtha’ (redistribusi lahan) oleh pemerintah atau ihya’ (pengelolaan lahan), maka pemerintah haram mengambil tanah tersebut. Latif meberikan saran kepada pihak aparat Negara, “Bebaskan 60 warga yang ditahan, termasuk keluarga/kader PMII. Sebelum lonjakan dan amarah rakyat makin melonjak”.



Fitnah dari berbagai media semakin bermunculan, mengabarkan jika warga menggelar aksi dan memicu ricuh. Padahal sejak pagi ribuan aparat yang datang, menyebar di berbagai titik, mengelilingi rumah-rumah dan mengepung masjid hingga sekarang. Warga ketakutan dan hanya berkumpul di satu titik yaitu Masjid Krajan, yang lain mencari tempat aman karena dikejar-kejar preman/intel. Tidak ada yang bisa dilakukan warga selain berdoa. 

Pukul 17.30 sebagian Ibu-Ibu bisa keluar masjid, namun sebagian lainnya masih di dalam. Yang mencoba membantu mengeluarkan justru digelandang aparat. Tim logistik berusaha memberikan minuman kepada Ibu-Ibu yang ada di dalam masjid tapi sulit. Kondisi seluruh akses masuk Wadas diblokade aparat sehingga solidaritas dari luar tidak bisa masuk, sedang kami yang di dalam merasa dikepung.

Puluhan warga dan kawan-kawan yang bersolidaritas ditangkap aparat, dituduh membawa senjata tajam. Padahal aparat yang justru hadir bersenjata lengkap dan tameng. Padahal aparat yang merangsak ke rumah-rumah warga mengambil alat-alat pertanian seperti arit dan juga merampas pisau ibu-ibu Wadon Wadas yang digunakan untuk irat besek.
Kabarkan kebenaran ini kawan-kawan!! jangan sampai warga justru difitnah dan diputarbalikkan dari kenyataan yang ada di lapangan.. Sampai saat ini anak-anak dan Ibu-Ibu banyak yang trauma dan histeris dengan kejadian ini.

#WadasMelawan
#WadasMemanggil
#StopPengukuranDiWadas
#StopAparatMasukWadas



×
Berita Terbaru Update