-->
Rabu 25 Jun 2025

Notification

×
Rabu, 25 Jun 2025

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Jelajah Masjid Al-Furqon Daya Asri

Sabtu, 05 Februari 2022 | Sabtu, Februari 05, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-02-05T04:22:45Z
Masjid Al Furqon Tiyuh Daya Asri


Tulang Bawang Barat (dutamasyarakat.id) --- Dalam setiap kesempatan ketua Tanfizhiah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), KH, Nurhadi, mengumumkan kepada warganya bahwa NU diwilayah setempat telah banyak kehilangan  masjidnya.


" Tidak hanya fisiknya saja yang hilang, non-fisiknya juga iya. Misalnya, doa qunut, puji-pujian, dan membaca bismillah sudah tidak ada lagi, dan itu sudah lazim terjadi dimana mana, mari kita jaga masjid masjid kita dengan baik dari segi fisiknya maupun  amaliah An-Nahdliyah kita hidupkan kembali," demikian dikatakan, Ketua Tanfidziah ini dalam setiap kesempatan membuka acara Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), di kecamatan Lambu Kibang beberapa waktu lalu, 13 September 2021.  


Hal tersebutlah yang menjadi salah satu pemicu semangat, Jama'ah masjid Al Furqon yang terletak di jalan lintas provinsi, Mulya Asri - Dayamurni, tepatnya di Tiyuh Dayaasri kecamatan Tumijajar kabupaten Tulang Bawang Barat.

Sebagaimana di ungkapkan Ta'mir Masjid setempat, Ky, Nur Muslim, saat tim penulis menanyakan, Kenapa Ada lambang NU di Masjid yang sedang dalam proses pemugaran ini.


"Alhamdulillah sampai sekarang kurang lebih 4 tahun perjalanan itu, Alhamdulillah sudah bisa di pandang, dan memang masjid ini mesjid NU, karena wakif nya masjid inikan pak haji Sugito, apapun bentuk wakif itu sangat sangat menentukan keihlasannya, sehingga dengan demikian memang sejak dulu juga mesjid ini  sudah miilknya orang NU, dari wakifnya orang NU dan yang mengisi juga jama'ah NU dan sering untuk kegiatan kegiatan NU, termasuk ya NU, ya Jatman, termasuk Ansor, Fatayat, IPNU,IPPNU, sering mengadakan di masjid ini," kata Ky. Nur Muslim, yang juga rois Suriyah MWC NU Tumijajar ini.  


Selain itu, menurut ketua JATMAN Tulang Bawang Barat ini, Masjid yang pemugarannya ditaksir akan menghabiskan dana anggran lebih dari 1,7 milyar ini, sering digunakan untuk kegiatan kegiatan ke NU-an, baik itu NU itu sendiri maupun oleh Badan otonom (Banom) setingkat kecamatan maupun cabang.


" Kita berani untuk membikin logo NU di atas pengimaman di depan jalan ini dengan harapan ya kita kita tampil berani, masak orang NU kadang kadang masjidnya enggak ada identitasnya NU, sedangkan mereka yang jama'ahnya yang minoritas itupun berani, kenapa kita tidak berani," Kata Alumi PKPNU angkatan pertama PCNU Tulang Bawang Barat ini, Senin 24 Oktober 2021. 

Setelah pengurus masjid dan jama'ah sepakat menandai masjidnya dengan logo NU, menurut pengakuan rois syuriyah majelis wakil cabang nahdlatul ulama (MWC) Tumijajar ini, banyak masjid masjid diwilayahnya yang mulai memberanikan diri untuk mulai merencanakan hal yang sama.


" Alhamdulillah dengan adanya masjid kita dibikin logo NU teman teman NU banyak yang ingin ikut membikin, seperti masjid di Simpang PU itu juga akan kita buatkan. Maka, ya saya berharap ya jama'ah NU yang dimanapun, khusnya di Tulang Bawang barat, harus gentelman lah menampakan ke NUannya, kita besar kenapa tidak?, apalagi kita yang jelas penyangga NKRI dan penyangga Pancasila, kenapa tidak berani," kata Ky, Muslim. 


Sejarah Masjid Al-Furqon Daya Asri.

Diungkapkan, ketua panitia pembangunan Masjid Al-Furqon, ustadz Supardiono, jika pada pada awalnya pembangunan masjid ini berdasarkan kondisi masjid yang sudah tidak layak dan kapasitasnya yang sudah tidak mencukupi sehingga harus dibangun lebih besar lagi. 


"Dari situ, mulailah pada tahun 2018 kita membongkar masjid, kemudian peletakan batu pertama tepat di tanggal 1 Asyuro, adapun sumberdana yang jelas adalah dari swadaya masyarakat murni, sedikitpun belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, kalau untuk hariannya, selain dari masyarakat awal awalnya kita minta di jalan tapi belakangan ini sudah tidak lagi," kata ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Tulang Bawang Barat ini.

Awal mula panitia memberanikan diri membongkar masjid lama, berdasarkan rapat besar yang melibatkan seluruh jama'ah dan tokoh - tokoh masyarakat yang ada di lingkungan Tiyuh Dayasri, mereka sepandangan karena masjid dinilai sudah tidak layak dan sepakat bersama sama melakukan pemugaran segera. 


"Pertama kita hanya memunyai modal kalau gak salah hanya Rp 25 juta, kemudian mengumpulkan masyarakat sehingga terkumpulah Rp. 80an juta ditambah dana yang sudah ada itupun masih berupa tulisan belum berbentuk uang," kata PNS dinas Pertanian ini.


Dengan modal tersebut kemudian terbentuklah kepanitiaan pembangunan dan mulai bergerak  dimulai dari mencari arsitek dan ahli kontruksi dari lokal, hingga ke tanah Jawa. 

" kebetulan kita ada suadara yang sering bekerja di PU sehingga tidak lagi diragukan lagi kemampuannya dalam hal kontruksi, nah akhirnya kita ambilah ahli kontrusi tersubut, meskipun harus mneyesuaikan lokasi denga gambar yang ada karena ukuran tanah kita kecil hanya 12 persegi, yang seharusnya seperi gambar itu diatas 20, sementara teras muter itu dua setengah, sehingga masjid ini sekarang besarnya 17 meter," ungkapnya.

Ditengah perjalanan sesuai dengan pertimbangan ahli kontrusi, pada awal gambar sketsa masjid hanya lantai satu dengan estimasi dana anggaran dana mencaai 1,7 Milyar,  dan sekarang dirubah menjadi kontrusi masjid dengan dua lantai.


" Setelah tiang itu berdiri dihitung hitung dan seterusnya, karena kontruksi sudah kuat besinya saja itu ukuran 19 dan 16 sehingga mau di tingkat empat atau lima lantai kata arsitek berani, sehingga kita ambil tindakan kumpul lagi masyarakat akhirnya dibikin lantai dua," ujarnya.


Dari catatan panitia, hingga sekarang estimasi dana yang sudah terpakai untuk pembangunan masjid ini mencapai hampir mendekati dua milyar rupiah, jika dilengkapi dengan rencana pembangunan empat menara di sisi kanan dan kiri masjid, maka panitia mau tidak mau harus memiliki anggran hingga mencapai 3,5 milyar rupiah.


" Sampai sekarang Alhamdulilalah sudah finishing dan mulai melangkah ke temapat wudhu, Insyallah atas dukungan semua pihak, khusunya masyarakat jama'ah pemangunan ini akan ringan, biasanya jariah masuk cukup besar itu nunggu musim panen, karena masyarakat lingkunga sinikan petani,  walaupun belum sempurna yang besar besar itu kita nunggu musim panen disamping ada donatur donatur lainnya dari luar daerah, para aghniak," pungkasnya. 
×
Berita Terbaru Update