![]() |
Aditya Firmana Sekretaris Komisariat PMII UNTAG 45 BANYUWANGI Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan |
PMII UNTAG 45 BANYUWANGI- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bagi penjahat negara seperti teror yang akan selalu menghantui segala kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat.
Sebagai organisasi dengan tradisi intelektual pandangan-pandangan kritis PMII kerapkali menjadi gangguan bagi dinamika politik nasional maupun politik internal kampus. Hal ini menjadikan PMII memiliki daya tawar dalam gerakan mahasiswa.
Lahir atas dasar itikad merubah kondisi negara yang sedang carut marut di tahun 60-an PMII akan selalu memegang teguh cita-cita pembentukannya yaitu
Terbentuknya Pribadi Muslim Yang Bertaqwa Kepada Allah SWT, Berbudi Luhur, Berilmu, Cakap, Dan Bertanggung jawab mengamalkan Ilmunya Serta Komitmen Memperjuangkan Cita-cita Kemerdekaan Indonesia.
TIdak salah jika PMII akan di citrakan buruk di kampus-kampus yang sering mendapat kritik dari aktivis PMII, dan bisa jadi hal ini akan anda temukan di kampusmu masing-masing.
Dalam bayangan pelajar (calon mahasiswa) menjadi mahasiswa itu enak dengan pergaulan dan pakaian bebas tanpa kostum seragam serta jam kuliah bebas dll. Itu bayangan anda.
Menjadi mahasiswa harus siap menjadi objek konspirasi dunia pendidikan, tinggal kalian (mahasiswa) terima atau tidak di bodohi oleh sistem akademik kampus.
Logika klasik kolonial (penjajahan) adalah menciptakan ruang pembodohan untuk melanggengkan keberlangsungan hasrat mengeksploitasi mahasiswa dalam hal ini baik pemikiran dan tenaga serta finansial. Jika kalian tidak ingin dibodohi maka kita adalah sahabat.
Mari kita dudukkan bersama bagaimana dunia pendidikan sudah ter-komodifikasi (berubah secara nilai) menjadi komoditas (barang dagang) pendidikan, kalian (mahasiswa) adalah konsumen dan lalu pihak kampus sok moralis mengganggap ini adalah pertolongan untuk melepaskan mahasiswa dari kekolotan. Pertolongan yang dibayar itu bukan pertolongan apalagi mereka tidak perduli terhadap perkembangan pendidikan mahasiswa.
Selesai mengajar ya sudah tidak perduli bagaimana mahasiswa berinteraksi di dunia luar, tidak perduli tugas itu kopy-paste paling tidak yang penting mengerjakan, absensi menjadi tolak ukur utama memberikan nilai, pembayaran kuliah harus tepat waktu, Diwajibkan membeli handout (bahan materi) tanpa diberi kemerdekaan untuk memilih buku sendiri yang sesuai materi, Diancam nilai buruk dan jika ingin direvisi diberi tugas untuk mengumpulkan buku untuk si dosen (bukan dosen yang ngasih buku ke mahasiswa tapi mahasiswa ngasih buku ke dosen) serta masih banyak tantangan lainnya termasuk bagaimana menghindari mahasiswa agar tidak disesatkan dalam kebenaran PMII.
Apa yang disebut apatisme dan hedonisme tidak lepas dari kultur kapitalisme yang di ciptakan oleh kampus dan tak boleh ada bau aktivisme tumbuh.
Dunia kampus seperti dunia labirin, apabila kita tersesat akan tidak berdaya dan jika beruntung akan ada jalan bebas. Dengan Ber-PMII peluang itu ada.
Belum lagi hambatan-hambatan kehidupan mahasiswa dengan beban tugas yang dibayang-bayangi nilai membuat segala cara ditempuh termasuk kopy-paste, pembayaran kuliah yang kian mahal, pergaulan yang bebas, KOS-kosan mahal, tuntutan gaya hidup, dan waktu kuliah yang cuman 4 jam rata-rata. Itu belum termasuk beban dipundak tentang tuntutan harus bisa memperoleh kerja kantoran ketika lulus.
Tenang saja apa yang di gambarkan di atas tidak akan menjadi menakutkan apabila sahabat ikut Ber-PMII. Cakrawala pengetahuan akan terbuka dan waktu kuliah jadi produktif tidak terbuang sia-sia.
Masihkah sahabat hanya kuliah lalu pulang ?
Di PMII sahabat akan di ajarkan dinamika berorganisasi, tertib manajemen, pandai berbicara (retorika) serta tak pernah lepas budaya berdiskusi.
Lalu apakah PMII bertentangan dengan kampus ?
Jika ada yang bilang PMII Itu sering demo, dan kumpul-kumpul tidak jelas. Saya katakan jangan mudah kemakan omongan sekalipun itu dosen apalagi senior di kakak tingkat sebelum anda membuktikan atau banyak mencari sumber tentang PMII di gadget anda. Anda harus merdeka memilih organisasi tanpa pemakaian terlebih menjelek-jelekkan PMII agar tidak jadi ikut. Bukannya manusia iri menandakan dia tidak mampu.
Protes tak hanya demo di jalanan termasuk menulis adalah kerja-kerja kritik. Banyak langkah-langkah protes bisa dilalui misalkan audiensi, lobby, termasuk juga demonstrasi sebagai kritik moral apabila alternatif lain tidak di hiraukan.
Protes tak hanya demo di jalanan termasuk menulis adalah kerja-kerja kritik. Banyak langkah-langkah protes bisa dilalui misalkan audiensi, lobby, termasuk juga demonstrasi sebagai kritik moral apabila alternatif lain tidak di hiraukan.
Sekali lagi, selamat menjadi mahasiswa dan menjalani tantangan yang lebih sulit. Bila anda tidak kuat maka akan tereliminasi oleh kejamnya industri perguruan tinggi.
Bagi mahasiswa sudah tidak asing lagi dengan Tri Dharma Perguruan tinggi, kecuali bagi mahasiswa baru. Waktu menjadi pelajar tentu berbeda saat jadi mahasiswa terutama ketika diperkenalkan dengan apa itu Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Tentang Tri Dharma Perguruan tinggi sudah pada dapat materinya belum saat opspek ?
Karena selesai opspek kamu tidak akan lagi dapat tausiyah tentang ini (Tri Dharma Perguruan Tinggi).
Secara umum, Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai dan dilakukan oleh setiap perguruan tinggi. Melahirkan para pemuda terdidik atau orang-orang terpelajar yang memiliki semangat tinggi, pemikiran yang kratif, mandiri, inovatif agar dapat membangun bangsa di berbagai sektor sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Asas dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi terdiri dari 3 yaitu : Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian pada masyarakat. Untuk itu, Tri Dharma Perguran Tinggi adalah tanggung jawab semua elemen yang terdapat di Perguruan Tinggi tanpa terkecuali mahasiswa untuk turut memperjuangkanya.
Tanggung jawab itu yang akan menyeleksi mahasiswa di balik belenggu tembok komodifikasi pendidikan yang semakin predatoris.
Mengenal PMII SECARA SINGKAT
PMII merupakan organisasi ke-mahasiswa-an terbesar di indonesia. Di inisiasi oleh pemuda dari kalangan Nahdatul Ulama untuk membentuk wadah bagi mahasiswa menyampaikan gagasannya sebagai sumbangan membangun bangsa yang tidak stabil pada tahun 60-an.
Lahir di Wonokromo Surabaya pada 17 April 1960 PMII membawa semangat ke-Mahasiswa-an, ke-Indonesia-an, dan ke-islam-an sebagai petunjuk rahmat Lil alamin.
Mengambil nilai-nilai kebudayaan islam-indonesia yang moderat, toleran, independen, dan ke-adil-an sebagai jalan perjuangan nasionalisme kebangsaan menjadikan kader-kader PMII motor penggerak kemajuan peradaban bangsa.
Sistem kaderisasi PMII terarah dan sistematis untuk membekali kadernya baik dalam aspek skill maupun soft skali baik keahlian fakultatif maupun umum.
Terdapat 3 poin mendasar dari sistem kaderisasi PMII meliputi pertama formal berupa masa penerimaan anggota baru (MAPABA), pelatihan kader dasar (PKD), pelatihan kader lanjut (PKL) dan pelatihan kader nasional (PKN).
Kedua non-formal seperti diskusi tematik berkenaan isu-isu terkini maupun keilmuan fakultatif (jurusan). dan ketiga in-formal meliputi sekolah maupun pelatihan misal pelatihan kewirausahaan, sekolah jurnalistik, sekolah riset, dll.
Tertarik untuk membuktikannya mari ta'arufan bersama PMII dengan mengikuti MAPABA.