Korp PMII Putri (KOPRI) Cabang Kota Pontianak mengadakan Rapat pra Musyawarah Pimpinan Cabang (MUSPINCAB) disebuah caffe yang terletak di jl.Imam Bonjol Pontianak. Sabtu, (22/07).
Rapat pra Muspincab tersebut dihadiri oleh Ketua Cabang PMII Kota Pontianak, Ketua Kopri Cabang PMII Kota Pontianak, Ketua I Bidang Kaderisasi PMII Kota Pontianak, Ketua Kopri Komisariat beserta pengurus Kopri baik dari Cabang maupun Komisariat. Sengaja diadakannya rapat pra Muspincab guna membahas mengenai kemasan program sisa kepengurusan dan menjadikan acuan muspincab serta melihat amanat dari forum Musyawarah Pimpinan Nasional (MUSPIMNAS) 2015 lalu di Ambon, Maluku.
Dalam sambutan Ketua Cabang Kota Pontianak Mussolli mengatakan "Pentingnya rapat pra muspimcab ini tertuju pada jalannya kegiatan muspincab yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat agar terarah dan berjalan dengan lancar".
Dalam rapat ini membahas mengenai struktural dan kewajiban masing-masing bidang kerja sehingga tercipta sinkronisasi diantara pengurus yang berdampak pada kinerja organisasi kita," tambahnya.
Tak jauh berbeda dengan pernyataan Desi Rodiyah Ketua Kopri Kota Pontianak Rapat pra Muspincab ini dilaksanakan guna mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang sudah kita laksanakan dan menata kembali kegiatan yang akan datang dengan harapan agar setiap jenjang kepengurusan mempunyai kegiatan yang jelas dan sistematis.
"Rapat pra muspimcab ini penting dilakukan karena untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan, baik tingkat Cabang, Komisariat maupun Rayon untuk menata kembali rancangan kegiatan yang sudah ditetapkan agar tidak terjadi tumpang tindih", ungkap Desi.
Didalam pemaparan Hasanie Mubarok Ketua I PMII Bidang Kaderisasi Kota Pontianak menjelaskan, "PMII dibentuk memiliki tujuan, oleh sebab itu untuk mencapai proses menuju tujuan bisa dilaksanakan dengan yang namanya kaderisasi baik kaderisasi formal, informal dan non formal. penyelenggaraan 3 bentuk kaderisasi itu harus seimbang, jika hanya unggul disatu tempat dan timpang disisi lain maka kondisi kaderisasi kita tidak berjalan dengan baik".
Mengingat Rekomendasi Muspimnas Ambon 2015 lalu, bahwa Kopri harus menjadi cerobong terbentuknya pemimpin-pemimpin perempuan dimasa depan. Sedangkan pemimpin itu terbentuk melalui kaderisasi Informal yaitu pendampingan/bimbingan dari senior serta melalui kaderisasi Non formal contohnya seperti program perempuan membedah situasi lokal, membaca isu-isu nasional dan sebagainya.
Ada minimal 3 kaderisasi Non formal yang kita laksanakan yaitu:
1.Seputar Pendidikan seperti penyelenggaraan seminar, Orasi Publik dan lain sebagainya yang di laksanakan oleh Kopri Cabang.
2.Pengembangan artinya setelah dididik harus ada proses pengembangan, berupa jenis-jenis agenda seperti pelatihan menulis, pelatihan kewirausahaan dan lain-lain yang dilaksanakan oleh Kopri Komisariat.
3.Pemberdayaan, yaitu hasil pengembangan diberdayakan sesuai dengan Kemampuan kader-kader Kopri.
"Sedikit refleksi melihat dari skala pendidikan, pengembangan, dan mementoring yang harus di lakukan oleh cabang serta disampaikan oleh Kopri komisariat agar cabang tidak memanfaatkan struktur kepengurusan komisariat yang sudah terstruktur sesuai prosedur yang di sepakati bersama," tambah Hasani.
Menurutnya pengurus Kopri cabang dan komisariat mempunyai porsi tugas masing-masing namun tetap dalam satu tujuan yang sama yaitu menjaga eksistensi Kopri melalui kegiatan Keperempuanan.
(Rika Artika)