Ini adalah hari lahir NU yang ke-94. Peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU) adalah ekspresi rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Seratus tahun bukan waktu yang singkat untuk sebuah perjuangan. Kalu diibaratkan manusia maka umur 94 adalah umur yang sangat matang, wes akeh mangan uyah (banyak pengalamannya).
Menurut Kiai Said Aqil, seratus tahun bukan waktu yang singkat untuk sebuah perjuangan. Susah-duka dilewati para kiai NU dalam dakwahnya membimbing masyarakat.
“Sejak para kiai ikhtiar mendirikan NU seratus tahun lalu hingga kini kita merasakan indahnya berislam-ahlussunnah wal jamaah di bumi Indonesia,” kata Kiai Said dalam sambutannya pada peringatan Harlah NU yang diselenggarakan PCNU Kota Malang di Baiduri Sepah Ballroom, Sabtu (15/04/2017).
“Para kiai sudah melewati era kolonial Belanda, kolonial Jepang, pemberontakan DI/TII, PRRI/Permesta, keganasan PKI, itu semua dihadapi demi kelestarian Islam Nusantara, Islam _Ahlussunnah wal Jamaah_,” lanjut Kiai Said.
Islam Ahlussunnah wal Jamaah, imbuh Kiai Said Aqil, di era kini makin kukuh meskipun tantangannya tidak pernah surut. Berbagai cara telah dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk merobohkan NU namun selalu gagal.
“NU yang diincar untuk dirusak karena NU lah benteng Ahlussunnah wal Jamaah. Para kiai yang dibidik untuk direndahkan karena kiai-lah yang kokoh berdiri di depan melestarikan Ahlussunnah wal Jamaah,” pungkas Kiai Said.
“Sejak para kiai ikhtiar mendirikan NU seratus tahun lalu hingga kini kita merasakan indahnya berislam-ahlussunnah wal jamaah di bumi Indonesia,” kata Kiai Said dalam sambutannya pada peringatan Harlah NU yang diselenggarakan PCNU Kota Malang di Baiduri Sepah Ballroom, Sabtu (15/04/2017).
“Para kiai sudah melewati era kolonial Belanda, kolonial Jepang, pemberontakan DI/TII, PRRI/Permesta, keganasan PKI, itu semua dihadapi demi kelestarian Islam Nusantara, Islam _Ahlussunnah wal Jamaah_,” lanjut Kiai Said.
Islam Ahlussunnah wal Jamaah, imbuh Kiai Said Aqil, di era kini makin kukuh meskipun tantangannya tidak pernah surut. Berbagai cara telah dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk merobohkan NU namun selalu gagal.
“NU yang diincar untuk dirusak karena NU lah benteng Ahlussunnah wal Jamaah. Para kiai yang dibidik untuk direndahkan karena kiai-lah yang kokoh berdiri di depan melestarikan Ahlussunnah wal Jamaah,” pungkas Kiai Said.