-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

kidung lusuh

Sabtu, 15 Oktober 2016 | Sabtu, Oktober 15, 2016 WIB | 0 Views Last Updated 2021-10-15T04:20:46Z
Jiwanya sepenggalah para martil yang hanya bercerita serta celoteh burung gagak yang memulai menyayat-nyayat tak hiraukan parau wajahnya mengatupkan rahang menahan luka.
Pejuangnya tidak pagi bukan siang, sepenggal jiwanya hanya dongeng-dongeng doktrinal para penakut, penjilat, bahkan pendusta.
Semangatnya kini salah membidik dari perjuangan kontras hanya dakwah-dakwah evolusi, revolusi, atau hanya sekedar reformasi.
Tanah ini tanah para pahlawan
Tanah ini tanah para ksatria
Tanah ini tanah para pejuan
Tanah milik mereka yang pandai menjilat.
Karena pahlawannya tak lagi was-was dengan jumawanya bangga, bahkan membusunhkan hingga sindiran seksi toket para pemuda jadi julukannya.
Otak-otak mereka sudah kolot di jajali nutrisi temuan2 para orang serakah.
Pahlawannya lupa pada dirinya
Ksatrianya pincang tak ada pijakan
Pejuangnya tak bengis lagi bahkan pusaka-pusakanya tumpul dan karatan, generasinya telah mati.
Pemimpinnya lupa akan rakyatnya, rakyatpun sibuk membuncitkan perutnya, pemudanya lupa pada realitasnya.
Para martil yang tergugah jiwanya, juang jiwa raga kita untuk realitas sosial, nobatkan hidup ini untuk dinamis serta selalu logis. (Diktator)
×
Berita Terbaru Update