 |
| Baliho Erick Thohir berisi ucapan selamat datang untuk peserta Harlah 1 Abad NU di Surabaya. (Foto: Faiq Azmi/detikJatim) |
Surabaya - Wakil Sekjen PBNU Sulaiman Tanjung buka suara dari baliho Erick Thohir yang bertebaran di jalanan Kota Surabaya menjelang acara Harlah NU Abad 1. Menurutnya, tidak ada masalah dengan papan reklame tersebut. Ia menyayangkan pernyataan Wakil Presiden PWNU KH Abdussalam Shohib yang menyebut baliho itu berbalut politik.
Sulaiman menjelaskan, Erick Thohir merupakan Ketua Steering Committee (SC) atau Ketua Panitia Acara HUT 1 Centennial NU. Ada 9 rangkaian acara dimana Erick Thohir juga menjadi pembawa acara.
"Erick Thohir SC Ketua Panitia Harlah NU Abad 1. Jadi satu seri, sembilan seri penghargaan NU, termasuk nanti 7 Februari (Sidoarjos), Ketua SC Erick Thohir," kata Sulaiman detikJatim dalam keterangan tertulis , pada Kamis (2 Februari 2023).
Selain itu, Sulaiman juga menjelaskan bahwa Erick juga merupakan anggota Banser yang bersertifikat. Ia juga berasal dari keluarga yang Nahdliyin.
“Kalau begitu, Erick Thohir sudah menjadi anggota Banser bersertifikat. Keluarganya juga anggota NU, anggota NU. Jadi dia dan keluarganya juga orang NU kan? Benarkah mengucapkan selamat kepada warga Nahdiliuk? Selamat datang di Sidoarjo untuk mengikuti KTT Harlah NU abad ke-1. Tidak, tidak ada yang menyangkalnya. Kami sangat bangga padanya. Nah, ini jawabannya,” kata Sulaiman.
Sebelumnya, baliho Erick Thohir yang terpasang di jalanan protokol Surabaya menjelang puncak perayaan 1 Abad Hari Lahir (Harlah) NU dikritik Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abdussalam Shohib. Ulama yang akrab disapa Gus Salam itu menganggap baliho Erick Thohir berbau politis.
"Tentu kami menyesalkan, jangan sampai gelaran satu abad ditumpangi penumpang gelap menjelang Pilpres," ujarnya kepada detikJatim
Pengasuh Ponpes Denanyar itu juga menyatakan warga Nahdliyin bisa tersinggung dengan baliho yang menurutnya jelas-jelas bermuatan politis karena Erick Thohir berambisi maju di Pilpres 2024.
"Tolong jangan jadikan resepsi satu abad NU yang sakral ini sebagai 'papan iklan' untuk BUMN dan menterinya. Kami warga NU merasa tersinggung," jelasnya.
Berdasarkan pantauan detikJatim baliho itu banyak dipasang di Jalan Ahmad Yani Surabaya. Seperti diketahui, jalan itu adalah akses utama masuk Kota Surabaya.
