Hari ini, Sabtu 22 Oktober 2022, kita seluruh Indonesia khususnya para santri gegap gempita riang gembira memperingati hari santri dengan berbagai acara penunjangnya mirip acara Agustusan.
Peringatan hari santri ini mengingatkan kita akan jasa para santri dan Kiai pada masa awal berdirinya negara republik Indonesia.
Sesaat setelah mendengar Indonesia telah di proklamasi kan oleh Bung Karno tgl 17 Agustus 1945 maka pasukan Inggris yg bermarkas di Singapura dgn kapal2 perangnya konvoi menduduki kota kota besar termasuk Jakarta dan Surabaya yang kemudian akan di berikan kembali tanah air Indonesia kepada Belanda yang sementara sejak Jepang menguasai Indonesia pemerintahannya mengungsi di Australia.
Di Turki ada anak muda asli dari Kotabumi Lampung Utara yg bernama Alfian pada thn 1940 sudah berhasil mendapat gelar Doktor bidang ekonomi dan beristri orang Turki oleh Konsul Belanda di Turki di panggil untuk pulang ke Indonesia dan di angkat sebagai pegawai negeri Belanda.
Berangkat lah Alfian Yusuf Helmi dengan istrinya ke Indonesia dengan uang saku dari pemerintah Belanda yang cukup besar. Alfian harus tinggal di Kairo Mesir cukup lama menunggu kapal yang akan di tumpanginya datang.
Di Kairo Alfian dan istri tinggal di hotel dan hari hanya di habis kan dengan menonton film yang gedungnya di penuhi tentara-tentara Eropa yang menduduki Mesir.
Dari Kairo lewat India kapal laut yang di tumpanginya menuju Australia dan kemudian dia di tempatkan di sebuah rumah dinas.
Hari-hari nya di Australia pekerjaan Alfian rapat dan rapat yg membosankan dalam rangka persiapan penempatan nya nanti di Indonesia bila Belanda berhasil kembali menduduki Indonesia yang telah merdeka.
Setelah sampai di Tanjung Priok Alfian di temani saudaranya menuju kampung halaman nya di Way kunang Kotabumi dan ke kampung ibu nya di Menggala.
Anehnya Alfian yg statusnya PNS Belanda setelah pulang kampung harusnya mengantor di kantor pemerintahan Belanda di Jakarta tapi justru ke Jogya bergabung dengan pemerintahan Indonesia dan menjadi staf ahli nya wapres Bung Hatta.
Hadratus Shaikh Hasyim As'ari setelah mendengar bahwa tentara Inggris sudah menduduki kota kota besar dan akan menduduki Surabaya blw kumpulkan seluruh pengurus cabang NU se Jawa dan Madura di kantor Ansor di Surabaya.
Kiai Hasyim menyadari Republik Indonesia yang baru berumur kurang dari dua bulan tentu tidak punya tentara yg siap untuk hadapi tentara sekutu yg baru saja menang perang dunia ke dua.Kiai Hasyim setelah musyawarah dengan para pengurus NU se-Jawa dan Madura keluarkan resolusi jihad tgl 22 Oktober 1945 untuk melawan Belanda yg akan menjajah kembali Indonesia.
Dengan dasar resolusi jihad Kiai Hasyim As'ari inilah berkobar pertempuran hebat di seluruh Jawa bahkan seluruh Indonesia antara para santri Kiai para pemuda dengan pasukan Inggris dan Belanda dan salah satu yang terkenal yaitu pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya yang kemudian di peringati sebagai hari Pahlawan.
Akibat dari perlawanan yang sengit dan melelahkan mengorbankan harta jiwa dan raga dari para santri Kiai dan pemuda Indonesia itu rencana tentara sekutu untuk mengembalikan Indonesia ke tangan Belanda tidak berhasil dan dengan perundingan KMB di den Haag terjadilah pengakuan kedaulatan republik Indonesia oleh Belanda thn 1949.
Selamat hari santri.
M.Habib Purnomo.
Ketua PCNU Kota Bandar Lampung
