-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Alissa Wahid: Jadikan Pancasila sebagai Falsafah Bangsa, bukan hanya Negara

Senin, 10 Oktober 2022 | Senin, Oktober 10, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-10-09T19:45:26Z
Jakarta  -- Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Qatrunnada Wahid menyebut bangsa Indonesia sudah memiliki nilai-nilai yang mampu mencegah terjadinya diskriminasi, intoleransi, atau pecah belah bangsa. Nilai yang dimaksud adalah Pancasila yang dinilai mampu menyelamatkan Indonesia untuk tidak memiliki problem sentimen keberagaman separah negara lainnya. 

"Tidak seperti dominasi hindutva atau nasionalisme Hindu di India, bahkan Undang-Undang Kewarganegaraannya membuat penganut lainnya. Atau di Burma, yang menyebut warga negara Myanmar adalah penganut Budha," kata Alissa, kepada Lampung Post, Minggu, 9 Oktober 2022. 

Akan tetapi, lanjut putri sulung Presiden KH Abdurrahman Wahid tersebut, bangsa Indonesia memiliki kemunduran dalam pemahaman, semangat, dan pengalaman Pancasila ketimbang generasi 1945.

"Karena generasi sekarang banyak yang sudah meninggalkan Pancasila," kata dia.

Menurut Alissa, nilai-nilai luhur Pancasila sangat tampak. Pertama, terkait dengan spiritualitas. "Kita sebagai bangsa maupun individu, itu berangkat dari spritualitas, bukan dari hal-hal yang sifatnya rasional semata," kata dia. 

Spiritualitas dalam bentuk sila "Ketuhanan Yang Mahas Esa" konkretnya adalah nilai-nilai kebaikan. "Ajaran agama-agama yang ada itu rata-rata adalah ajaran kebaikan," kata Alissa.

Kedua, lanjut dia, kemanusiaan yang adil dan beradab. Menurut Alissa, Pancasila menghadirkan dua nilai adil. Yakni manusia yang adil, dan sistem sosial yang berkeadilan. Ketiga, menjunjung tinggi persatuan dalam kebinekaan. 

"Persatuan adalah tujuan akhir dalam memelihara semangat bersama," terang Alissa.

Sila keempat, soal demokrasi. Menurut Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menyebut demokrasi di Indonesia agak berbeda dengan sistem demokrasi di negara lain, misalnya Amerika Serikat (AS). 

"Demokrasi di negara lain, perlindungan terhadap hak rakyat sangat besar, tetapi bersifat individual. Tapi di Indonesia, sila keempat menyebutkan istilah permusyawaratan dan perwakilan. Artinya, yang kita pilih adalah orang-orang yang akan bermusyawarah akan mewakili kita. Bukan hanya voting-votingan, tetapi secara spesifik menggunakan deliberatif demokrasi alias melibatkan banyak pihak," kata dia

"Harapannya dengan sistem permusyawaratan, kita lebih bisa melakukan elaborasi dari pada sistem voting," sambung Alissa. 

Terakhir, kata dia, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan sila ini, harusnya, sistem yang dibangun adalah yang menjamin keadilan dalam kehidupan sosial. "Dalam hal ini, kita masih kurang. Upaya itu terus dilakukan, tetapi kesenjangan masih ada," kata dia. 

Nilai-nilai luhur itu, kata Alissa, adalah modal untuk menjadikan Indonesia lebih baik. Pancasila harus dijadikan falsafah hidup seluruh bangsa Indonesia. "Tidak hanya menjadi falsafah hidup atau ideologi negara," ujar dia.
×
Berita Terbaru Update