 |
| Caption : Sejumlah tukang gali makam, di TPU Kampung Rengas, saat melakukan penggalian di makam Pirman Firdaus. |
Lampung Tengah -- Polisi, melakukan outopsi mayat Pirman Firdaus bin Sahril guna melengkapi berkas penyidikan prihal tewasnya almarhum yang di bunuh oleh ayah kandung dan adiknya, pada (24/3/2022) lalu.
Sesuai aturan yang berlaku, dalam hal ini jajaran kepolisian pihak penyidik harus melakukan visum. Pada kasus ini, mayat korban sudah di makamkan terlebih dahulu sebelum Sat Reskrim melakukan pengungkapan kasus. Maka dari itu, Tim Forensik Polda Lampung turun dan melakukan autopsi untuk memeriksa penyebab kematiannya.
"Tujuanya supaya proses hukum berjalan dengan sesuai aturan yang berlaku. Sebelumnya kami sudah menetapkan tersangka dalam kasus ini. Yakni satu ayah dan dua adik dari almarhum Pirman Firdaus, peristiwa ini terjadi pada (24/3/2022) lalu," kata Kapolres Lampung Tengah, AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya, di Wakili Kasat Reskrim Polres Lampung Tengah, AKP Edy Qorinas, (2/6/2022).
Sementara, mantan Kepala Kampung Rengas, Tubi Suhaili mengatakan outopsi ini di lakukan supaya penyebab kematian Almarhum Pirman dapat terang benderang dan jelas.
"Supaya semuanya jelas, apa penyebap nya. Karena apa yang beredar di masyarakat mungkin berbeda dengan apa yang sesungguhnya terjadi. Selain itu, dengan di lakukanya autopsi ini," ujarnya.
Menurut kesaksian warga Kampung Rengas, Kecamatan Bekri, Lampung Tengah, beredar kabar Pirman Firdaus jatuh dari toren air, dan pada saat di makamkan aliran darah dari mayat nya tidak berhenti, mengucur dari bagian mata dan kepala.
Masyarakat enggan mempercayainya bahwa Pirman terjatuh dari penyangga toren air. Sejumlah warga juga curiga bahwa meninggalnya tidak wajar. Dan berselang lima hari Polisi medapati fakta-fakta bahwa almarhum di bunuh.
