-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Masjid Kuno Bayan Beleq Tak Sembarang Orang Bisa Masuk

Senin, 04 April 2022 | Senin, April 04, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-12-25T12:04:21Z

Nusa Tenggara Barat (NTB) menyimpan bangunan religius otentik yang usianya lebih dari tiga abad, Masjid Kuno Bayan Beleq. Sebuah masjid yang keasliannya dipertahankan hingga saat ini. Dindingnya masih terbuat dari bambu dan tumpukkan jerami sebagai atapnya.

Bagian lantai masjid masih beralaskan tanah yang berwarna cokelat dan terdapat bedug untuk menandakan waktu salat. Alih-alih menggunakan lambang bulan sabit dan bintang, masjid ini menggunakan satu tiang sebagai puncaknya yang merujuk makna filosofis Tuhan Maha Esa.

Masjid kuno ini menjadi salah satu landmark Bayan di Lombok Utara. Masjid Kuno Bayan menggambarkan tonggak peradaban masyarakat Lombok Utara dengan dibangun berdasarkan pondasi kesadaran sejarah, kosmik, adat dan spiritual.

Masjid ini mulai dibangun pada masa-masa awal berkembangnya agama Islam di Pulau Lombok. Masjid ini dibangun oleh seorang penghulu bernama Titi Mas yang juga merupakan orang pertama di Desa Bayan yang memeluk agama Islam.

Nama Beleq memiliki arti 'makam besar' lantaran di sekitar masjid ini terdapat sejumlah makam dari tokoh-tokoh agama Islam di Bayan dan pihak yang mengurus masjid sejak awal dibangun.

Arsitektur Masjid Kuno yang Otentik
Cagar Budaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia menerangkan sejumlah bentuk arsitektur dan makna filosofis dari beberapa sudutnya. Secara umum bangunan Masjid Kuno Bayan Beleq terdiri dari tiga bagian; kepala, badan, dan kaki.

Secara filosofis menggambarkan dunia atas, dunia tengah dan dunia bawah yang merupakan satu kesatuan dalam entitas kosmos masyarakat Lombok Utara.

Masjid ini mempunyai atap dua tingkat, berbentuk limasan dan memiliki mahkota pada bagian puncaknya. Bagian atapnya bertingkat dua terbuat dari bilah bambu yang dianyam, dengan satu tiang sebagai mahkota.

Atap tingkat pertama sengaja didesain menjurai dengan bidang permukaan atap keempat sisinya miring. Adapun bila diperhatikan penampakannya menyerupai bentuk segitiga sama sisi. Bagian atap kedua terdapat sebuah tiang yang disebut tunjang langit yang terbuat dari kayu dan tingginya 1,1 meter.

Sementara pada bagian badan masjid ditopang oleh empat tiang utama yang terbuat dari kayu nangka. Keempat tiang utama ini berdiri di permukaan umpak dari batu alam jenis monolit.

Selain tiang utama, masjid ini juga mempunyai tiang lainnya yang berjumlah 28 tiang. Di dalam ruang masjid bagian tengah terdapat sebuah bedug yang digantung dengan tali rotan.

Di sebelah kanan terdapat sebuah mimbar khotbah yang sederhana. Pada bagian atas mimbar terdapat hiasan naga yang di bagian badannya dihiasi tiga buah bintang bersudut 12, 8, dan 7. Dijelaskan, angka 12 melambangkan bulan, angka 8 melambangkan dari tahun, dan 7 melambangkan hari.

Selanjutnya, bagian kaki atau pondasi masjid ini terbuat dari batu alam atau monolit yang disusun rapi tanpa menggunakan adukan spesi, dengan berbentuk bujur sangkar.

Selain itu, sekitar Masjid Kuno Bayan Beleq ini terdapat enam cungkup makam yang terbuat dari bambu yang berisi makam para tokoh ulama, yaitu: makam Plawangan, makam Karang Salah, makam Anyar, makam Reak, Makam Titi Mas Penghulu, dan makam Sesait.

Tak Sembarang Orang Bisa Masuk
Joni Hariawan dkk dalam jurnal ilmiahnya yang terbit pada 2020 lalu mengatakan, masjid ini biasanya hanya dipakai ketika maulid adat, lebaran adat, ritual Ngasah Ngaponin Sesonggan, hingga ritual pernikahan Tampah Wirang.

Saat perayaan Maulid Nabi Muhammad, masjid ini akan dipenuhi oleh pengunjung. Para pengunjung pun diberikan sejumlah aturan yang wajib dijalankan. Misalnya, pengunjung diminta mengenakan baju adat sasak seperti kain panjang dodot, sapuk dan lainnya.

Pakaian yang dikenakan para kiai dan imam Masjid Kuno Bayan juga memiliki makna lain. Seperti warna putih yang digunakan para pemangku agama setempat melambangkan arti kesucian, sedangkan dodot berwarna merah merujuk arti jiwa kepemimpinan, dilengkapi dengan sapuq atau bongot yang merupakan ikat kepala.

Dengan demikian, tak sembarangan orang bisa masuk ke dalam Masjid Bayan Beleq lantaran masjid ini tidak difungsikan sebagai tempat beribadah sehari-hari. Pintu masjid tersebut dikunci dan hanya ketua agama setempat yang memiliki akses masuk.

Aturan itu berlaku dengan merunut sejarah masjid ini yang sejak awal pembangunannya hanya memiliki kapasitas untuk 40 orang saja, sementara masjid Bayan Beleq merupakan satu-satunya masjid di Pulau Lombok kala itu.

Untuk menghilangkan kecemburuan warga, maka disepakati kemudian yang diperkenankan beribadah di dalam masjid itu adalah para pemuka agama Islam di penjuru Lombok. (khr/isn/bac)

Dikutip dari CNN Indonesia
×
Berita Terbaru Update