INSTINGJURNALIS.com - Sejumlah Fraksi di DPRD Sinjai layangkan mosi tidak percaya kepada Ketua DPRD Sinjai, Jamaluddin.
Kekecewaan sebagian anggota DPRD Sinjai tersebut diramu dalam bentuk mosi tidak percaya kepada ketuanya. Hal itu disampaikan langsung oleh legislator Partai PPP Sinjai, Zaenal Iskandar yang didampingi sejumlah anggota DPRD Sinjai di Ruang rapat Kantor DPRD Sinjai, Kamis, (31/3/2022).
Selain Fraksi Gerindra. Sejumlah fraksi yang tergabung tersebut menganggap Jamaluddin tidak mampu untuk mengakomodir kepentingan mereka selama menjabat Ketua DPRD Sinjai.
Misalnya, melobi Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai untuk meminta anggaran agar dapat dibagi-bagi.
Salah satu kekecewaan itu yang dituangkan dalam bentuk pernyataan sikapnya yakni, Dana operasional sekretariat DPRD yang ternyata minim untuk tahun ini, sehingga sekretariat DPRD tidak mampu menfasilitasi anggota DPRD dalam menjalankan fungsinya sesuai dengan kedudukannya (perjalanan dinas).
"Termasuk anggaran makan minum tidak ada di DPRD, seluruh Indonesia hanya Sinjai yang begini padahal sebelum dilantik beliau menjanjikan hal itu, itu semua karena ketidak mampuan Ketua DPRD melakukan koordinasi dengan Pemda," katanya.
Bahkan dia mencontohkan karena minimnya pos anggaran di Sekretariat DPRD Sinjai sehingga setiap rapat mereka sesama anggota DPRD patungan.
"Untuk membuat pansus saja untuk menindak lanjuti aspirasi itu susah dan berat karena dana oprasional untuk itu tidak ada, itulah semua yang membuat kekecewaan yang terakumulasi di Fraksi-fraksi," ujarnya.
Yang paling mendasar mosi tidak percaya ini juga adalah persoalan Pokok pikiran DPRD yang diakui keberadaannya dalam peraturan perundang-undangan sebagai tindak lanjut aspirasi rakyat tidak dapat terakomodir dengan baik.
Menanggapi hal tersebut Ketua DPRD Sinjai Jamal menganggap bahwa dasar tuntutan anggota DPRD adalah hal yang lucu. Pasalnya sebelumnya ketua DPRD sudah melakukan beberapa upayah dan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah agar porsi anggatan tahun ini di DPRD agar lebih diperhatikan.
"Saya sudah melakukan sejumlah upayah sebelumnya bersama eksekutif, namun belum sepenuhnya memang terpenuhi, selain itu juga terkadang pokirnya teman-teman ini juga tidak sempurna pengajuannya sehingga sulit direalisasikan," katanya.
Dirinya memberikan saran agar mereka jika menghimpun pokir untuk disertai dengan proposal, misal proyek hotmix harus diperjelas ruas dan administrasinya, begitupun lainnya untuk dilengkapi karena kalau tidak lengkap mana bisa diakomodir.
"Kadang pokir dari anggota dewan tidak lengkap, seperti bantuan traktor, tidak jelas kelompok tani mana yang meminta bantuan, dan harusnya ditunjang dengan proposal, dan sudah disampaikan kalau membuat pokir-pokir harus disertai dengan proposal,"beberna.
Sementara itu terkait dana operasional diinternal sekretariat DPRD dianggapnya lucu, Jamaluddin mengaku bahwa semua proses untuk menentukan pos anggaran itu dilibatkan semua anggota DPRD, khususnya Banggar, tentu pos anggatan tahun ini lahirkan kesepakatan bersama.
"Namun mereka sepakat cukup dipakai untuk kita, dan itu keputusan Banggar DPRD, saya mau berbuat apa kalau mereka tidak setuju dialihkan. Intinya anggaran di sekretariat itu minimnya atau lebihnya itu hasil kesepakatan bersama maka itu dasar mosi tidak percayanya teman teman saya anggap lucu," kata dia.
Bahkan Jamaluddin pernah meminta kepada anggota dewan jika anggaran perjalanan dinas diberikan kepada sekretariat saja untuk digunakan anggaran makan minum karena biasa ada tamu, namun mereka tidak setuju.
Anggaran belanja internal DPRD tahun kemarin sudah disahkan sesuai regulasi dan mekanisme yang ada sehingga melahirkan keputusan kolektif dan kesepakatan bersama untuk mengesahkan anggaran tahun ini. Baik itu termasuk anggaran belanja DPRD sendiri.
"Saya juga heran, dengan pernyataan mosi tidak percaya yang dilayangkan kepada saya, seolah-olah ini hanya keputusan saya sendiri, Kenapa tidak ada komunikasi sebelumnya, kenapa langsung seperti ini, padahal kita satu dalam lembaga ini, dan punya satu tujuan," ungkapnya.