Tulang Bawang Barat (dutamasyarakat.id) --- Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) resmi terbentuk secara struktural di wilayah kabupaten Tulang Tuang Bawang Barat,saat ini, tidak dapat dilepaskan dari jasa para penggerak NU di awal tahun 1992 silam, saat Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Utara memberikan mandat Surat Keputusan kepada pengurus Majelis Wakil Cabang, kecamatan Tulang Bawang Udik yang pada waktu itu masih meliputi kecamatan Tulang Bawang Tengah hingga kecamatan Menggala.
Mandataris ketua Tanfidziah MWC saat itu diamanahkan kepada KH. Sugito Asrul Sani, dengan sekertaris KH. Hadi Suwarno, di temui di kediamannya, di Tiyuh Daya Asri kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat, H.Sugito menceritakan, awal perjuangan NU struktural dimulai tahun 1992 hingga tahun 2019.
" Pada waktu itu saya ditunjuk oleh abah Khusnan almarhum, selaku ketua PWNU Lampung dan Kiai Yusuf Permata Mega,Kotabumi, untuk memegang MWC Tulang bawang udik yang saat itu baru ada kecamatan Tulang bawang udik dan Tulang bawang tengah, dari tahun 1992 itu bersama pak Haji Warno kami bergerak bersama ky Ashurin ahmad dan lain lainnya mulai mengembangkan NU di wilayah Tulang bawang barat ini," ujarnya.
NU SEMPAT DICURIGAI SEBAGAI ORGANISASI TERLARANG
Lika liku perjuangaan para penggerak di tahun awal berdirinya MWC NU Tulang Bawang Udik, tidaklah mudah, penuh tantangan yang sangat sulit, mulai dari persoalan infrastruktur hingga penolakan warga karena dicurigai sebagai organisasi terlarang sempat disematkan kepada para pelaku sejarah ini, dalam mensy'arkan ajaran Ahlusunah Wal Jama'ah An Nahdliyyah kepada masyarakat.
"Pada waktu itu sangat sangat sulit sekali untuk membentuk NU di Tulang bawang barat ini, berbekal SK MWC, saya dan pak Haji Suwarno berkerjasama dengan pak camat saat itu bapak Nur Alvian almarhum, merasakan sangat sangatlah sulit sekali untuk mengembangkan NU disini, bahkan banyak warga atau kepala Desa yang belum paham tentang apa itu NU, yang pada masa itu masih dianggap berbau anarkis karena bertepatan dengan terjadinya peristiwa Mujahidin di Lampung Tengah," kata H. Sugito Abdul Sani, Senin, 24 Oktober 2021.
NU MENDAPAT DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
Berkat dukungan dari pemerintah melalui Camat saat itu yang langsung memerintahkan untuk terus mengembangkan NU dengan menggelar sosialisasi tentang ke NU - an kepada warga khususnya, para kepala Desa yang pada waktu itu kekeh menolak organisasi NU dengan pemahaman NU dianggap adalah organisasi yang anarkis dan berkaitan dengan gerakan Mujahidin dan sebagainya.
" Atas dukungan pak Camat Nur Alvian yang ternyata faham tentang NU itu, sehingga saya terus berjuang dengan pak Hadi Warno bagaimana caranya di Tulang Bawang Udik khususnya diwilayah sini dan seberang, NU bisa diterima oleh masyarakat," ujarnya.
Pengembangan NU di Tulang Bawang Udik dan Tulang Bawang Tengah serta wilayah seberang yang sekarang menjadi kecamatan, Lambu Kibang, Gunung Terang, Gunung Agung, Way Kenanga dan kecamatan Batu Putih, perjuangan NU semakin mudah karena disambut oleh para kiai kiai sepuh saat itu diantaranya,Kiai Hurin,Kiai Samidin, Kiai Umar Haris, H. Wasito, kiai syamsuri, Kiai Nur kholis dan Kiai Sahli.
" Alhamdulillah tidak ada masalah karena di sana ada Kiai, Ashurin almarhum yang dulunya adalah pentolan NU di Lampung tengah, cuman yang disini masih banyak kendala, tapi Alhamdulillah lama kelamaan NU bisa diterima sehingga pada waktu itu saya dibantu pak camat yang ternyata faham tentang NU, bersama sama memberikan pemahaman kepada masyarakat yang akhirnya malah banyak para kepala kepala Desa yang minta NU itu masuk diwilayahnya masing masing.
Dari situlah Alhamdulillah NU mulai berkembang hingga saat ini," kata mantan wakil ketua Tanfidziah PCNU Lampung Utara tahun 1996 ini.
TERBENTUKNYA PCNU TULANG BAWANG
Pada tahun 1998, paska pemekaran Kabupaten Lampung Utara dengan terbentuknya Kabupaten Tulang Bawang berdasarkan UU RI Nomor 2 Tahun 1997, meliputi 4 kecamatan yaitu: Menggala, Mesuji, Tulang Bawang Tengah dan Tulang Bawang Udik. Diikuti dengan rencana PWNU Lampung mengusulkan terbentuknya PCNU Tulang Bawang memisahkan diri dari PCNU Lampung Utara.
" Pada saat itu, saya oleh Ky, Khusnan dan para ulama NU pada saat itu, di promosikan sebagai ketua cabang PCNU Tulang Bawang, Alhamdulillah, pada waktu Muscab di Tulang Bawang saya terpilih sebagai ketua Cabang dan Pak Hadi Suwarno sebagai sekretarisnya," kata beliau.
Sama seperti pertamakali berkembangnya MWC, PCNU Tulang Bawang pun tidak lepas dari dukungan Pemerintah setempat dalam mengembangkan NU di Bumi Nengah Nyapur ini, yang pada saat kepala daerahnya adalah H.Santori Hasan, SH.
" Alhamdulillah, pada waktu itu Bupatinya pak Santori Hasan, sangat respon sekali dengan NU sehingga dengan beliau dengan saya pesan sewaktu waktu ada pengajian NU mohon diberitahu agar bisa hadir dalam kegiatan tersebut. Jadi pak Santori Hasan ikut mensukseskan terbentuknya NU di Tulang Bawang pada waktu itu," ujarnya.
Dibawah kepemimpinan ketua Tanfidziah, H.Sugito, AS, NU di Tulang Bawang dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2003, NU mulai berkembang dengan baik ke seluruh kecamatan dari Menggala, Mesuji, Tulang Bawang Tengah dan Tulang Bawang Udik telah terbentuk kepengurusan MWC.
" Alhamdulillah NU sampai di Mesuji, Rawajitu dan menyebar keseluruh kabupaten Tulang bawang banyak dikenal oleh orang. kebetulan di wilayah Mesuji dan Rawajitu itu dulunya para pendatang dari Lampung timur yang basisnya NU Lampung, jadi sudah faham bener dengan keadaan Nahdlatul ulama, jadi tidak terlalu sulit untuk menyampaikan wawasan NU, kendalanya hanya transportasinya aja yang sulit karena masih jalan tanah, sehingga memerlukan energi yang sangat sangat ekstra untuk mengenalkan NU dapat di terima oleh seluruh lapisan masyarakat,".
Seiring berjalannya waktu di tahun 2003 sampai tahun 2008, menjelang pemerintah pusat memekarkan kabupaten Tulang Bawang menjadi dua wilayah kabupaten yakni Tulang bawang Barat dan Mesuji, dilaksanakanlah Musyawarah Cabang NU dan terpilihlah KH. Nahrowi Sofyan sebagai ketua Tanfidziah menggantikan H.Gito yang naik menjadi wakil Syuriyah PCNU Tulang Bawang.
TERBENTUKNYA PCNU TULANG BAWANG BARAT
Dan paska terbentuknya Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tanggal 29 Oktober 2008, PWNU di masa kepemimpinan Ketua Tanfidziah PWNU Lampung K.H. Soleh Bajuri, di adakan untuk pertamakali Muscab NU Tulang Bawang Barat bertempat di Pondok Pesantren Darussolihin Tiyuh Pulung Kencana, menghasilkan struktur PCNU Tulang Bawang Barat periode 2009 - 2013 dengan ketua Tanfidziah H. Sugito AS. hingga periode kedua tahun 2019.
MENDIRIKAN KANTOR PCNU TULANG BAWANG BARAT
Dimasa kepemimpinan 10 tahun H.Sugito, PCNU Tulang Bawang Barat, berhasil mewujudkan calon kantor PCNU berkat hibah dari mantan kepala Kementerian Agama Tulang Bawang Barat. Almarhum KH, Sudarno, seluas 20 x 15 meter berlokasi di Tiyuh Penumangan Baru kecamatan Tulang Bawang Tengah, yang kini pembangunannya telah mencapai 80 %.
" Secara fisik tinggalan kami adalah pendirian kantor, Alhamdullah telah kita bangun yang sekarang diteruskan oleh PCNU masanya Kiai. Nurhadi dan sudah hampir 80 persen selesai, perkiraan saat ini telah menghabiskan anggaran 600 juta itu biayanya saja belum tanahnya, dan hingga selesai diperkirakan mencapai angka 1 Milyar, dengan kontruksi dua lantai," kata pendiri Yayasan Al-Munawaroh tersebut.
" Itulah cerita singkat yang dapat saya sampaikan, Jadi Alhamdulillah cukup merasakan perjuangan NU dari tahun 1992 sampai tahun 2019 dengan semangat NU, semangat juang sehingga saat ini masih aktif sebagai Nahdlatul ulama," kata anggota fraksi PKB DPRD Tulang Bawang Barat ini.
"Jadi saya ucapkan terimakasih atas barokah dari para pendiri Nahdlatul Ulama, berkatnya selama ini dari 1992 sampai 2019 saya terus bersama sama dengan temen temen, ikut serta membina membangun dan menata kembali NU, saya ucapkan terimakasih kepada semua warga NU, khususnya di Tulang Bawang Barat umumnya di Tulang Bawang dan Mesuji yang sampai sekarang kita masih menjalin uhkwah persahabatan yang bagus, dengan temen teman kita selalu menjalin hubungan sangat harmonis walaupun saya sudah tidak menjadi pengurus NU tetapi tetap didalamnya ghiroh dalam perjuangan Nahdlatul ulama," ujarnya.
HARAPAN PASKA MUKTAMAR KE 34 LAMPUNG
H. Sugito berharap dengan Lampung terpilih sebagai tuan rumah Muktamar ke 34 ini, kedepannya NU khusunya PCNU di Tulang Bawang Barat akan lebih giat dan lebih semangat lagi merawat warganya dalam rangka membentengi diri dari pengaruh masuknya faham faham yang dapat mengikis faham Ahlussunah Waljam'mah Anahdliyah.
" Sehingga kedepan generasi generasi NU akan benar benar bisa membentengi diri dari akidah akidah yang akan merusak dari pada faham ahklusuanah waljama'ah, setelah Muktamar Pengurus Besar nanti juga lebih agresif lagi untuk memberikan wawasan kebangsaan wawasan, Islam Nusantara, kemudian menjaga NKRI dan sebagainya, saya yakin NU lebih kondusif lebih memberi wawasan kepada masyarakat NU agar kedepan lebih kuat lagi," pungkasnya.