Kotabumi (dutamasyarakat.id) -- Menjelang peringatan satu abad Nahdatul Ulama (NU), jajaran pengurus Pimpinan Cabang NU Kabupaten Lampung coba mentransformasikan diri. Dalam menyatukan haroqah (gerak/langkah) dan fiqrah (pikiran) membangun organisasi islam pertama di nusantara itu. Menuju moderat dan berdaya saing, mulai dari bidang ekonomi, pendidikan dan lain menjadi urat nadi masyarakat.
"Mungkin sekarang yang orang awam pahamin itu warga nahdiyin atau sering disebut orang NU kalau dia itu sering yasinan, kemudian ahlul sunnah wal jamaah mazhabnya itu dapat disebut orang Nahdatul Ulama. Padahal itu baru satu sisinya saja, yakni amalan (amaliah)," terang ketua baru terpilih PCNU Lampura, KH Son Haji dalam bincang petang peringatan Maulid Nabi di Kota Alam, Kecamatan Kotabumi Selatan, Jumat, 5 November 2021.
Belum kepada tingkatan organisasi (pengkaderan), kalau di Pulau Jawa sebelum masuk ke Osis harus terlebih dahulu masuk IPNU, IPPNU, dan lainnya.
Sehingga, menurutnya, itu coba untuk ditransformasi. Bukan hanya ditingkatan amalan (amaliah), melainkan lebih kepada gerak-langkah dan pemikiran. Sesuai dengan yang ada di pengurusan besar Nahdatul Ulama dipusat.
"Sisi ekonomi dan pendidikan, coba kita satukan gerak-langkah dan pikiran menuju kepada NU moderat dan berdaya saing. Dan itu akan dicoba pada kepengurusan pasca konfercab lalu, bagaimana menggerakkan ekonomi utamanya urat nadi kehidupan dalam menggapai kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik, "terangnya.
Bukan hanya amalan-amalan yang selama ini sering dilihat masyarakat. Seperti organisasi lain yang lebih maju, macam di Muhammadiyah. Disitu ada sekolah-sekolah, rumah sakit dan lainnya dalam menunjang pelayanan kepada warganya.
"Kita enggak anti perkembangan, dan mengakui kalau ketinggalan di bidang itu (haroqah/fiqrah). Okelah kalau soal amaliah dan urat nadi organisasi, sampai ketingkat ranting cukup. Tapi tadi, dalam menyatukan gerak, langkah dan pikiran masih belum," terangnya.
Seperti lainnya, macam pondok pesantren, madrasah maupun keorganisasian lainnya. Seluruh kecamatan telah memiliki yang berciri khas warga nahdiyin. Seperti pelajaran kitab kuning, yasinan, dan amalan-amalan mencirikan Nahdatul Ulama.
"Intinya coba kita perkuat, sesuai arahan Pengurus Besar dibawah Ketua Umum Said Aqil. Bagaimana menjelang satu abad berdirinya organisasi NU dapat lebih moderat, berdikari dan berdaya saing. Sehingga dapat terus lestari, seperti kembang yang terus bermekaran tat kala musim penghujan bukan tinggalkan umatnya," imbuhnya.