Bandar Lampung (dutamasyarakat id) -- Nahdlatut Turots menggelar pameran manuskrip dan jejak sejarah ulama Indonesia di UIN Raden Intan yang menjadi salah satu lokasi Muktamar NU ke-34. Pameran tersebut berisi manuskrip ihwal fakta sejarah penyebaran Islam yang dilakukan Syaikhona Cholil Bangkalan berusia seratusan tahun.
Koordinator Usman Hasan al-Akhyari menyampaikan, jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari ribuan manuskrip yang dimiliki sejumlah lembaga yang tergabung dalam Nahdlatut Turots. Manuskrip didapatkan dengan pencarian jejak sejarah ke berbagai daerah di Indonesia.
"Ada yang berasal dari Aceh, wilayah timur Indonesia, termasuk di daerah Jawa dari Madura sampai Jawa Barat," ungkapnya, Rabu, 22 Desember 2021.
Ia menjelaskan, pameran yang digelar bertujuan untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang sejarah Islam. Sebab, hingga saat ini banyak individu atau kelompok yang berkiblat ke Timur Tengah ketika membicang Islam.
Padahal jika dikumpulkan, Indonesia memiliki banyak manuskrip sejarah yang berusia ratusan tahun. Hal itu menunjukkan, Indonesia juga memiliki sejarah dan metode sendiri dalam menyebarkan dan mengajarkan ajaran Islam.
"Manuskrip Syaikhona Cholil Bangkalan saja kami punya 30, belum yang lainnya, dan dari lembaga lain bisa ribuan kalau digabungkan," ujarnya.
Usman juga menjelaskan, Nahdlatut Turots sendiri memiliki visi untuk membangkitkan literasi khusus bidang agama Islam di Indonesia. Sehingga, masyarakat umum juga mengetahui, Indonesia memiliki ciri sendiri.
"Menjaga manuskrip ini sama saja menyelamatkan jati diri bangsa," pungkasnya.(rls)