Jakarta, (dutamasyarakat.id) 10 November 2021 – Pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa pahlawan masa kini ada di
mana saja dan bisa siapa saja. Selain tenaga kesehatan dan relawan yang berjuang merawat pasien,
sosok pahlawan juga dapat ditemukan dalam masyarakat yang disiplin protokol kesehatan,
melakukan edukasi, mengubah perilaku, juga berkontribusi pada percepatan vaksinasi.
Dalam Siaran Pers Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Rabu (10/11), Juru Bicara
Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro menyampaikan,
memasuki bulan ke-21 menghadapi wabah COVID-19, inspirasi kepahlawanan dapat ditemukan di
berbagai aspek kehidupan, baik pada masa genting dan darurat yang lalu, atau pada kondisi mulai
membaik seperti sekarang
Di antaranya, kata Reisa, pahlawan pandemi dapat ditemukan pada sosok tenaga kesehatan yang
merawat kasus terkonfirmasi sampai lebih dari 90 persen-nya sembuh.
“Per kemarin, Selasa, 9
November 2021, dari 4,24 juta orang Indonesia yang terinfeksi COVID-19, lebih dari 4,09 juta atau
96,3 persen dinyatakan sembuh dan sebanyak 9.602 atau 0,2% masih dirawat atau dalam masa
isolasi,” paparnya.
Seluruh masyarakat Indonesia yang turut berjuang mencari solusi, menggaungkan semangat untuk
vaksinasi dan terapkan protokol kesehatan (Prokes), juga merupakan pahlawan. Kedisiplinan Prokes
tersebut diantaranya ditunjukkan dalam pemakaian masker, di mana menurut Satgas Penanganan
COVID-19, lebih dari 90 persen orang Indonesia masih bermasker di tempat umum.
Ia juga menyoroti budaya work from home yang membiasakan kaum pekerja menyeimbangkan
kehidupan rumah dan kantor atau dikenal dengan work life balance. Upaya ini, menurutnya,
menjadikan para orang tua sebagai pahlawan-pahlawan baru di mata anak-anak mereka.
Reisa menekankan, jasa orang tua, ibu rumah tangga dan anak-anak yang patuh Prokes pun tak kalah
heroik. Jasa para duta perubahan perilaku atau kader yang saling mengingatkan untuk tetap
bermasker dan segera divaksinasi COVID-19 juga tidak kalah besar.
Maka pada tanggal 10 November ini, Dokter Reisa mengajak bukan saja mengilhami perjuangan para
pahlawan, namun juga berterima kasih kepada para pejuang pandemi serta mendoakan yang gugur
selama melawan COVID-19.
Selain itu, ia mengajak tiap orang menepuk bahu sendiri, menyelamati
semua yang telah dilakukan untuk keluarga dan lingkungan di masa sulit ini.
Kontribusi setiap orang sebagai pahlawan masa kini, tutur Reisa, tetap dibutuhkan sesuai peran
masing-masing, untuk dapat bersama-sama keluar dari pandemi.
Senada dengan hal tersebut, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia
Tarmizi menyatakan, peringatan hari pahlawan harus menjadi momentum bahwa kita semua adalah
pahlawan yang bisa berkontribusi dalam penanganan pandemi.
“Apapun posisi kita, kita harus mampu untuk mengedukasi, mengubah perilaku, meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi COVID-19, serta
memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penanganan COVID-19,”
ucapnya.
Pada momentum Hari Pahlawan, Nadia mengajak masyarakat untuk mengenang jasa para pahlawan
untuk dijadikan semangat dan motivasi dalam berjuang melawan pandemi COVID-19 serta
melanjutkan pembangunan.
"Kalau dulu perang melawan penjajah, sekarang perang melawan
COVID-19," tandasnya.
Begitu juga dengan peringatan Hari Kesehatan yang jatuh pada 12 November, dikatakannya, bisa
dijadikan momentum fokus membangun diri, keluarga, masyarakat dan negara khususnya di bidang
pembangunan kesehatan, sejalan dengan tema tahun ini yaitu Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku.
Terkait upaya pengendalian COVID-19 di tanah air, vaksinasi tetap menjadi salah satu upaya penting,
bersama dengan upaya testing, lacak dan isolasi serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
Jika membandingkan data kita dengan data global untuk vaksinasi, tutur Nadia, Indonesia masuk
dalam peringkat ke-5 untuk jumlah orang yang mendapatkan vaksinasi minimal 1 dosis dan juga dari
jumlah dosis yang diberikan.
Selain itu, Indonesia juga dapat memastikan ketersediaan vaksin untuk dalam negeri di tengah
keterbatasan ketersediaan vaksin di level global.
Sedangkan mengenai capaian vaksinasi, ia mengatakan,
“Saat ini ada 21 ibukota provinsi sudah
mencapai target lebih dari 70% di bulan November.”
Untuk vaksinasi anak, disebutkannya, dapat diawali di kab/kota yang telah mencapai target dosis 1
lebih dari 70% total sasaran dan lebih dari 60% populasi lansia. Vaksinasi anak direncanakan dimulai
pada 2022.
Mengingat ada 26,4 juta anak usia 6-11 tahun di Indonesia, maka dibutuhkan 58,7 juta
dosis untuk dua kali suntikan.
Sementara untuk vaksin booster, menurut Nadia diekspektasikan dimulai pada Januari 2022.
“Sesuai
rekomendasi ITAGI,saat ini indonesia perlu memprioritaskan pemenuhan cakupan vaksinasi lengkap
COVID-19 pada populasi umum. Booster dapat dilakukan setelah lebih dari 50% sasaran tervaksinasi
lengkap (terbentuk herd protection), dimulai dengan prioritisasi pada orang lanjut usia,” paparnya.
Pemberian booster dimulai pada kelompok lansia berdasarkan pertimbangan faktor risiko dan
diharapkan dapat dimulai di Januari 2022 saat 50% sasaran sudah divaksinasi lengkap. Nadia menekankan, vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains, sehingga masyarakat
diminta jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi.
Kemudian, walaupun sudah di vaksinasi dan situasi pandemi semakin membaik, ia mengingatkan
warga untuk tetap menjaga protokol kesehatan agar tidak terjadi lonjakan kasus.
“Relaksasi berbagai kegiatan saat ini harus disikapi secara bijak. Kita semua harus selektif memilih
kegiatan-kegiatan yang prioritas saja dengan mengedepankan protokol kesehatan sehingga tetap
bisa sehat dan produktif,” tegasnya.
Kendornya protokol kesehatan saat mobilitas meningkat, kata
Nadia, bisa memberikan kesempatan virus berkembang dan bermutasi.
Untuk pengelola tempat publik, ia juga mengimbau untuk melakukan pengawasan ketat selama jam
operasional berlangsung agar tidak terjadi kerumunan dan pelanggaran Prokes.
“Kepada seluruh masyarakat, mari pertahankan kondisi yang baik ini jangan sampai kita harus
kembali menarik rem darurat kembali. Tetap disiplin protokol kesehatan dan segera mengakses
vaksin dengan jenis vaksin apapun yang tersedia,” pesan Nadia.
*****