Kunci era globalisasi harus bisa berkompetisi. Syarat menang kompetisi jika kita jadi pembeli selalu minta barangnya terbaik, harganya termurah dan kontinuitasnya terkonsisten.
Begitu juga maunya pembeli di luar negeri. Tidak ada yang milih barang jelek, mahal dan tidak rutin. Pasar ekspor global agar kebutuhannya besar, beda jika hanya 1 kampung saja.
Agar bisa jual lomba murah maka harga pokok produksi (HPP) harus rendah. Artinya biaya serendah mungkin tapi menghasilkan sebanyak mungkin. Biaya dibagi hasil itulah HPP. Caranya dengan inovatif.
Contoh berkat inovatif lalu HPP rendah akhirnya berani lomba murah barang bisa lomba baik, di antaranya ;
Panen kelapa untuk diambil nira lalu direbus jadi gula merah. Kalau non inovasi kelapanya tinggi 15 meter, menyadapnya perlu waktu lama dan resiko tinggi. Sehingga sama upahnya Rp 150.000/hari dapatnya hanya sedikit.
Tapi kalau memakai benih hasil inovasi misal kelapa genjah salak maka 24 bulan bisa mulai disadap tanpa memanjat. Sehingga biaya nderes murah sehari bisa 3x lipatnya dibanding harus memanjat.
Akan makin murah lagi HPP nya karena di bawahnya untuk ternak sapi. Biasa disebut integrasi inovatif. Rumput pakan ternak hasil inovasi juga. Minimal dengan kadar protein tinggi yaitu 16%.
Biomasanya bisa 1.000 ton/ha/tahun. Lalu dapat limbah untuk pupuk dan bonus anak sapi. Sehingga limbahnya jadi sumber penambah laba. Bukan beban atau masalah. Hasilnya sehat ramah lingkungan. Lalu pasar menghargai jauh lebih baik.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
