Tulang Bawang Barat ( DUMA ) - Petani yang ada di Tulang Bawang Barat merasa gembira, pasalnya air dari saluran induk Irigasi way Rarem telah masuk ke saluran tersier. Hal ini akan mempercepat olah lahan dan olah tanam pada musim tanam rendeng tahun ini.
Namun yang menjadi kendala adalah rusaknya saluran irigasi, sehingga menghambat kelancaran pasokan air.
Karena menurut dia, Program RJIT yang merupakan bagian dari management untuk memastikan ketersediaan sumber air pertanian ini diharapkan dapat memberi manfaat. " Kami mengusulkan program Perbaikan saluran irigasi Teknis," kata Sukamto yang juga ketua Kelompok Tani Sentosa yang ada di Tiyuh Dayasakti kecamatan Tumijajar,Rabu ( 20)10/2921).
Ia memaparkan, kerusakan tersier yang belum ditalud yakni sekitar panjang 1000 meter saluran yang harus direhab dengan luas lahan sekitar 175 Hektar.
" Meski sekarang air dari saluran induk sudah mengalir ke saluran tersier, tetapi kadang air habis dijalan lantaran meluap dan akibat kebocoran saluran," kata dia
Ia mengungkapkan, jika pasokan air lancar maka olah lahan juga berjalan maksimal, Sehingga setelah penyemaian umur 20 hari keatas sudah siap tanam.
Dirinya optimis dengan tercukupinya kebutuhan air secara maksimal, dipastikan hasil panen nantinya akan melimpah dan swasembada beras di kabupaten Tubaba bisa terwujud.
" Kami selaku petani optimis pada musim rendeng ini dengan tercukupinya pasokan air, tanaman padi akan memiliki mutu yang tinggi. Namun kebutuhan bibit dan pupuk serta saprotan lainnya jangan sampai mengalami keterlambatan, agar padi yang kami tanam subur dan tidak terjadi gagal panen , " pungkasnya.
Selain itu, Sukamto juga berharap, kepada dinas pertanian kabupaten Tulangbawang Barat agar mendorong terwujudnya swasembada pangan khususnya beras. Hal ini bisa dilakukan dengan perbaikan sakuran . " Kami sangat mengharapkan pembangunan saluran melalui program RJIT , sehingga air bisa lancar dalam meningjatkatkan hasil pertanian khususnya padi " pungkasnya. ( Susan ).