Terangkat kedua tangan sembari bibir terus bergerak memanjatkan doa. Ketenangan mulai menjalar menguasai rasa dan fikir. Sejuk yang terasa menggigit telah menjelma menjadi selimut keistimewaan sebab dzikir yang tersebut seakan menyatu di udara. Menerobos sel sel kulit hingga tulang belulang.
Terdengar lantunan Alquran dari arah timur, ayat demi ayat terlontar bergantian dari suara yang berbeda-beda. Tampaknya beberapa orang anak manusia sedang melangsungkan tadarus. Tiada kata selain indah. Rasanya aku ingin menghentikan waktu, sangat indah tak ingin beranjak atau berganti suasana. Sungguh waktu subuh yang amat menenangkan, sejuk namun hangat , iya sejuk dari embun bertebaran yang telah menyatu bersama leburan dzikir para pejuang subuh. Dan hangat dari ketenangan yang tercipta.
Entah kemana selama ini, baru kusadari bahwa Melewatkan waktu ini begitu amat di sayangkan, dan ini lah bukti dari potongan kalimat di adzan subuh Ashsalatu khairum minan naum” yang artinya “shalat lebih baik daripada tidur” dimana kalimat tersebut tidak terdapat pada adzan di waktu shalat lain, dalam kalimat tersebut Allah memberikan isyarat Kasih sayang pada hamba-Nya dimana pada waktu tersebut diperintahkan untuk menjalankan shalat subuh.
Terima kasih Ramadhan keberkahan mu telah membangkitkan jiwa yang hampir mati, memberi cahaya pada hati yang mulai gelap, memberi hidayah pada jiwa yang hampir sesat dan memberi petunjuk pada fikiran yang tak tentu arah.
Semoga kini dan selanjutnya hidayah selalu menetap dalam ruh. Hingga tiada lagi waktu sia-sia, segalanya adalah keindahan dihiasi dengan keikhlasan dan ketulusan dalam menghamba kepada tuhan, menjalankan perintah dan menjauhi larangan tanpa maksud yang tidak karuan.
