-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

LOGIS Minta Kapolda Copot Kapolres Loteng

Rabu, 14 April 2021 | Rabu, April 14, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2022-07-23T03:14:01Z
M Fihiruddin.

MATARAM - Lombok Global Institute (Logis) mengkritisi kinerja Polres Lombok Tengah, yang dinilai lamban dalam menindaklanjuti laporan pengaduan yang diajukan masyarakat.


Salah satunya adalah kasus pengerusakan yang dilaporkan oleh Dedi AZ dan Hasanudin warga Dusun Mengkudu Lauk, Desa Landah, Kecamatan Praya Timur, pada Desember 2020 lalu.


Direktur Logis, M Fihiruddin menegaskan, lambannya sikap kepolisian Lombok Tengah ini tidak mencerminkan semangat Polri PRESISI yang saat ini tengah digaungkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.


"Kami meminta bapak kapolda mencopot kapolres dan kasatreskrim karena dianggap lamban menangani laporan pengaduan masyarakat, sehingga mengakibatkan jatuhnya korban," tegas Fihir, Rabu (14/4) di Mataram. 


Menurutnya sejak awal kasus dilaporkan, Logis sudah mengingatkan dan memberikan analisa terkait permasalahan ini yang bisa mengakibatkan terjadinya konflik di bawah. 


"Namun sampai tadi malam belum ada tindakan yang konkrit yang dilakukan oleh Kapolres Loteng ini. Kalau memang tidak bisa ya mundur saja jadi Kapolres atau Kasat Reskrim," ujarnya.


Fihir menekankan, seharusnya aparat kepolisian bersikap responsif dalam menangani semua aduan masyarakat. Hal ini dilakukan demi penegakan hukum dan memenuhi rasa keamanan dan keadilan masyarakat.


"Apalagi saat ini sudah jelas perintah Kapolri bahwa Polri harus Presisi, salah satunya responsif dan cepat tanggap," jelasnya.


Perkelahian Antar Warga



Diketahui, sengketa lahan tersebut diduga memicu satu keluarga di Desa Landah, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah berkelahi menggunakan sajam dan batu, Selasa malam (13/4). 


Akibat kejadian tersebut, kedua belah pihak mengalami luka ringan dan masih dirawat di Puskesmas.


Kapolres Loteng, AKBP Esty Setyo Nugroho mengatakan pihaknya saat ini telah menurunkan anggota untuk mengantisipasi ada perkelahian lanjutan dari kedua belah pihak. 


"Tadi malam kita langsung menurunkan anggota melakukan pengamanan sampai saat ini," ujarnya kepada wartawan, Rabu (14/4).


Peristiwa itu berawal saat salah seorang warga inisial KH yang masih bekeluarga "ngegas" menggunakan sepeda motor. Sehingga para korban terpancing dan terjadilah keributan menggunakan sajam maupun saling lempar mengunakan batu. 


"Ada 10 korban dan mereka telah dirawat di Puskesmas Ganti dan Mujur untuk mengantisipasi adanya perkelahian lagi," jelasnya. 


Kapolres juga menyampaikan, bahwa persoalan tersebut bukan perang kampung, melainkan dipicu masalah sengketa tanah. Kedua belah pihak merupakan satu garis keluarga.


"Satu keluarga, bukan perang kampung seperti informasi yang beredar di media sosial," jelasnya. 


Dalam persoalan sengketa lahan itu, pihaknya telah melakukan upaha mediasi untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara perdata di Pengadilan. Karena masing-masing memiliki alas hak, ada yang memiliki sertifikat dan SPPT.


"Untuk laporan perusakkan lahan sebelumnya itu telah diproses dan telah ditindaklanjuti. Kita imbau kedua belah pihak menahan diri," katanya.


×
Berita Terbaru Update