-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Inalillahi, Seniman Slamet Gundono Berpulang

Minggu, 05 Januari 2014 | Minggu, Januari 05, 2014 WIB | 0 Views Last Updated 2021-09-27T12:27:08Z
Inalillah, Seniman Slamet Gundono Wafat-Wayang Suket- www.rmi-nu.or.id - RMI NU, Media Pesantren
Slamet Gundono (image:antara)
19 Juni 1966 - 05 Januari 2014
RMI NU, Media Pesantren,
Inalillahi wa inna ilaihi raji'un, seniman dan dalang wayang suket, Slamet Gundono (48) meninggal dunia pada Minggu (5/1/2014) ini sekitar pukul 08.40 di ICU Rumah Sakit Yarsis, Sukoharjo, Jawa Tengah.  Slamet Gundono merupakan seorang dalang asal Tegal, Jawa Tengah, yang bermukim di Solo.
Slamet Gundono masuk RSI Yarsis Surakarta pada 31 Desember 2013 malam lalu sudah dalam kondisi sangat lemah. Dua hari terakhir dia sudah dalam kondisi koma, hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada hari ini.
Istrinya, Nuning Rejeki, mengatakan, setelah pulang dari Tegal, suaminya yang bertubuh tambun tersebut mengeluh sakit. 
"Sebelum tahun baru, Mas Slamet mengeluh sakit dan langsung diperiksakan ke puskesmas. Saat itu, katanya penyakit kaki gajah. Namun, tak kunjung sembuh, lalu di bawa ke Yarsis," kata Rejeki atau akrab disapa Kiki.
Pengasuh Pesantren Al-Muayyad Windan KH Dian Nafi’ mengatakan, Ki Slamet Gundono ini merupakan seorang warga NU yang taat.
”Dia karib Gus Mus, dosen ISI (Institut Seni Indonesia) dan dalang wayang suket. Semoga diampuni, dilipatgandakan pahala kebaikannya, dianugerahi khusnul khatimah dan semua keluarga yang ditinggalkan  dapat melanjutkan cita-cita almarhum. amin,”  tuturnya.
Sementara itu, melalui akun twitternya, KH. Mustofa Bisri menyampaikan berita kepergian Slamet Gundono, dan mendoakan seniman ini.
"Innalillahi wa innailaihi rajiun. Telah wafat saudara kita Ki Slamet Gundono. Semoga Allah menerima baik amal-amalnya dan mengampuni dosa-dosanya," ujar Gus Mus, @gusmusgusmu.
Slamet Gundono yang lahir 19 Juni 1966 ini dikenal sebagai seorang dalang wayang suket, sebuah kesenian yang menggunakan media suket (rumput) sebagai wayangnya. Ketertarikannya pada wayang tumbuh sejak belajar di sebuah pesantren di Lebaksiu, Tegal.
Selamat Jalan Kang Slamet Gundono, Lahul Fatihah. 


Post:  dari berbagai sumber
Repost: Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP RMI NU)


×
Berita Terbaru Update